Kesatria Mayangkara Laksanakan Komsos dengan Kerajinan Senjata Tradisional Khas Papua

    Kesatria Mayangkara Laksanakan Komsos dengan Kerajinan Senjata Tradisional Khas Papua
    Foto: Saat Satgas Pamtas Mobile RI-PNG Yonif 503/Mayangkara Koops Habema melaksanakan komunikasi sosial (Komsos) dengan mendatangi tempat pembuatan kerajinan senjata tradisional panah di Distrik Krepkuri Kabupaten Nduga Papua. Selasa (10/09/2024).

    NDUGA - Satgas Pamtas Mobile RI-PNG Yonif 503/Mayangkara Koops Habema melaksanakan komunikasi sosial (Komsos) dengan mendatangi tempat pembuatan kerajinan senjata tradisional panah di Distrik Krepkuri Kabupaten Nduga Papua. Selasa (10/09/2024).

    Diketahui busur dan panah merupakan senjata tradisional yang dimiliki hampir semua suku yang ada di Papua, salah satunya di Distrik Krepkuri yang menjadi perhatian unik bagi Kesatria Mayangkara dipimpin Sertu Harun untuk mendatangi dan berkomunikasi sosial bersama pengrajin.

    Busur dan panah berbahan dasar rotan yang banyak dijumpai di Papua, sehingga tidak heran lagi kalau sebagian besar suku di Papua menggunakan senjata tradisional ini sebagai alat untuk berburu dan sebagai senjata untuk menjaga diri.

    Pengrajin busur dan panah di Distrik Krepkuri juga mengakui bahwa "Panah ini merupakan senjata tradisional yang dimiliki setiap orang disini, untuk menjaga diri dan untuk berburu di hutan.

    "Kerajinan yang ada di Distrik Krepkuri merupakan salah satu bentuk kreativitas untuk melestarikan budaya yang ada di daerah Papua yang harus dijaga oleh masyarakat Papua, " ucap Sertu Harun.

    nduga papua
    Jurnalis Agung

    Jurnalis Agung

    Artikel Sebelumnya

    Habema Task Forces Successfully Captured...

    Artikel Berikutnya

    Satgas Yonif 323 Menggandeng Puskesmas Sinak...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Harmoni di Tanah Papua: Satgas Yonif 503/Mayangkara dan Masyarakat Nduga Bersatu Bangun Daerah
    Lulus S3 1,5 Tahun: Siapa Bilang Pendidikan Harus Lambat?
    Hendri Kampai: Kelulusan Bahlil adalah Inspirasi Suatu Pencapaian

    Ikuti Kami